Pengertian Drama, Unsur-unsur Drama, Ciri-ciri Drama, dan Contoh Judul Drama

Tuesday, April 08, 2014

Drama berasal dari kata Yunani, draomai yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Jadi, kata drama dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Seraca umum, pengertian drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater. Dapat dikatakan bahwa drama berupa cerita yang diperagakan para pemain di panggung. Selanjutnya, dalam pengertian kita sekarang, yang dimaksud drama adalah cerita yang diperagakan di panggung berdasarkan naskah. Pada umumnya, drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti sempit. Dalam arti luas, pengertian drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit, pengertian drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung.

Pengertian drama

Drama adalah karangan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia dalam bertingkah laku yang dipentaskan dalam beberapa babak. Seni drama sering disebut seni teater.

Pengertian Drama
Sejarah drama sebagai tontonan sudah ada sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita sudah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti tertulis yang bisa dipertanggung jawabkan mengungkapkan bahwa drama sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa. Sejarah lahirnya drama di Indonesia tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di Yunani. Keberadaan drama di negara kita juga diawali dengan adanya upacara keagamaan yang diselenggarakan oleh para pemuka agama. Intinya, mereka mengucapkan mantra dan doa.
Ada beberapa jenis drama tergantung dasar yang digunakannya. Dalam pembagian jenis drama, biasanya digunakan tiga dasar, yakni: berdasarkan penyajian lakon drama, berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah drama. Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu:
  • Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan
  • Komedi: drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
  • Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
  • Opera: drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
  • Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
  • Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
  • Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
  • Sendratari: gabungan antara seni drama dan seni tari.
Berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama dibagi antara lain:
  • Drama Panggung: drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
  • Drama Radio: drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.
  • Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.
  • Drama Film: drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.
  • Drama Wayang: drama yang diiringi pegelaran wayang.
  • Drama Boneka: para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
Jenis drama selanjutnya adalah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan ini, antara lain:
  • Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan naskah. 
  • Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.
Sumber : http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-drama-dan-jenis-drama.html
 ======================================================

UNSUR-UNSUR DRAMA (TOKOH, LATAR, DAN AMANAT DRAMA)


Indikator : Disajikan teks drama, siswa dapat :
  • Menentukan tokoh utama
  • Menentukan latar
  • Menentukan amanat
Unsur-unsur drama
  •  Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama
  • Alur yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga babak terakhir
  • Tokoh drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama atau peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran
  • Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis adalah watak (periku) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya
  • Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita   drama
  • Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh drama.
Perhatikan teks drama berikut !
Zaman
Karya   : Sri Kuncoro
                                         Sumber di copy dari : www.crayonpedia.org/...


Ibu       :   Ayah, sepertinya hujan akan turun. Lihatlah mendung itu gelap sekali. Di   
Ayah    :   Tenanglah Bu. Mereka, ‘kan sudah dewasa.
Ibu       :   Tapi, ‘kan tidak biasanya mereka pulang terlambat. Lagi pula mendung  
Ayah    :   Mereka toh bisa berlindung, jika nanti hujan turun dengan lebat.
Ibu       :   Ah, Ayah selalu begitu!
Ayah    :   Ah, Ibu juga selalu begitu!
                (Keduanya diam, lalu anak ke-2 memasuki pintu panggung)
Ibu       :   Kenapa pulang terlambat, Man? Sudah makan siang, Nak?
Anak 2 :   Sudah Bu. Tadi, ada demo yang menghambat lalu lintas.
Ayah    :   Demo tentang apa dan oleh siapa?
Anak 2 :   Tidak tahu, Ya. Saya tidak peduli demo macam apa dan oleh siapa.
                 (Masuk ke kamar, ganti baju, dan keluar lagi).
Ibu       :   Kau mau kemana lagi, Man?
Anak 2 :   Voli, Bu. Ada latihan di stadion.
Ibu       :   Mendung begitu gelap, kakakmu belum pulang. Carilah dulu!
Anak 2 :   Saya sudah terlambat, Bu. Lagi pula Kakak pasti bisa menjaga diri.
Ibu       :   Hujan akan segera turun. Nanti dia terjebak hujan. Jemputlah dulu!
Anak 2 :   Bu, saya sudah berumur 19 tahun. Jadi, saya rasa, Kakak juga sudah   
Ayah    :   Man, jangan kasar kepada ibumu!
                (Anak 1 mendadak nyelonong masuk dan menghempaskan tubuhnya ke   
Anak 2 :   Tuh, Bu, Putri Cinderela sudah kembali ke istana. Saya pergi dulu!
Anak 1 :   Reseh, lu!
Anak 1 :   Biasalah, Bu, memperjuangkan keadilan.
Ayah    :   Keadilan macam apa?
Anak 1 :   Keadilan bagi rakyat jelata. Sekarang ini, ya, segala kepentingan umum            
Ibu       :   Kau berurusan dengan polisi?
Anak 1 :   Demi keadilan, Bu.
Ibu       :   Jangan macam-macam kamu, ya,!
Anak 1 :   Ibu jangan khawatir. Jangan panik seperti itu!

                mana anak-anak?
                begini dahsyat.
                bukan balita lagi.
                 sofa)
Ibu       :   Dari mana kau, Martha?
                sudah dimanipulasi oleh kepentingan golongan dan orang-orang tertentu.
                Tadi, ya, seandainya  tidak ada bentrok dengan polisi, kami sudah bisa
                menembus gedung yang angkuh itu.
Setelah membaca kutipan naskah di atas maka kita dapat mengetahui  unsur-unsur intrinsiknya, yaitu :

  • Tema             : kehidupan sosial
  • Tokoh            : Ayah, Ibu, Anak 1(Maman), Anak 2 (Martha)
  • Watak tokoh : Ibu berwatak khawatir dan penyayang, Martha berwatak pembela keadilan
  • Amanat        : jika ingin beraktivitas setelah pulang sekolah (kuliah) sebaiknya izin dahulu  kepada orang tua agar mereka tidak khawatir
  • Latar             : Dalam rumah ketika hujan akan turun
Latihan soal :
1.  Bacalah teks drama berikut !

Ibu      : saya dengar Nana masuk rumah sakit.
             Apa kabar, La ?
Lala    : Benar, Bu. Kami akan menengok besok.
Ibu      : Nana sakit apa ?
Lala    : Nana sakit demam berdarah.
Adik    : Kak, besok aku ikut menengok ya !
Lala    : Hus. Anak kecil tidak boleh ikut !
Ibu      : Adik di rumah saja sama Ibu.
Lala    : Sebaiknya kami membawa apa, Bu ?
Ibu      : Bawa jus jambu saja agar bisa membantu menaikan trombosit.
Lala    : Ide yang bagus itu, Bu !
Tokoh utama dalam kutipan drama tersebut adalah ...
a.  Ibu dan Lala
b.  Ibu dan Adik
c.   Lala dan Adik
d.  Lala dan Nana
    Jawaban a

2.  Perhatikan kutipan drama berikut !

Ani      : Tolong santi, tugasmu membersihkan papan tulis. Aku akan menyapu lantai   
              dulu.
Santi   : Baiklah, Ani. Oh, ya. Andi belum datang ?
              Padahal dia anggota regu piket kita.
Ani      : Belum. Mungkin sebentar lagi Andi datang. Kita tunggu saja.
Santi   : Itu dia sudah datang. Cepat Andi, tolong bersihkan meja dan bangku dengan  
             kemoceng !
Andi    : Baik, Santi.
Latar tempat dalam kutipan drama tersebut adalah ....
a.  Di ruang kelas
b.  Di halaman sekolah
c.   Di halaman rumah
d.  Di dalam rumah
    Jawaban a

3.  Cermati percakapan dalam drama berikut !

Amir    : Di, kita berangkat sekolah sekarang.
              (Amir berdiri di depan pintu, lalu Dodi mendekat)
Dodi    : Maaf, Mir, tunggu sebentar.
              (Dodi mnyuruh Amir duduk)
Amir    : Sebentar, apa lagi yang akan kamu kerjakan ?
Dodi    : Biasa, mengisi dua bak mandi setiap hari.
Amanat cuplikan drama di atas adalah ....
a.  Berangkat sekolah harus lebih pagi.
b.  Bekerjalah sebaik mungkin
c.   Jadilah anak yang rajin
d.  Selesaikan pekerjaan di rumah dengan baik.
    Jawaban d
Sumber : http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/12/unsur-unsur-drama-tokoh-latar-dan.html
  ======================================================

 Ciri-ciri Teks Drama :

  1. Seluruh cerita berbentuk dialog, baik tokoh maupun narator. Inilah ciri utama naskah dialog, semua ucapan ditulis dalam teks.
    Contoh :
    Suatu hari di sebuah desa terpencil, ada seorang pemuda berpenampilan sederhana. Ia bernama Paijo.
  2. Semua dialog tidak menggunakan tanda petik ("..."). Dialog drama bukan kalimat langsung. Oleh karena itu, naskah drama tidak memakai tanda petik.
    Contoh :
    Fiqi : Kita bisa selesaikan masalah ini.
    Paijo : Sudahlah! Kamu tidak perlu memikirkan ini. Ini bukan masalah yang besar. Jadi kita tidak perlu membincangkan terlalu serius.
  3. Naskah drama dilengkapi petunjuk tertentu yang harus dilakukan tokoh pemerannya. Petunjuk itu ditulis dalam tanda kurung (...) atau dengan memberikan jenis huruf yang berbeda dengan huruf dialog.
    Contoh :
    Fiqi : Sudah! Jangan dilanjutkan lagi perkelahian ini. Sebaiknya kita selesaikan secara dewasa (sambil berwajah serius)
  4. Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.
    Contoh :
    Stark : Saat ini Loki sudah berhasil membuka portal-nya.
    Thor : Saatnya kita beraksi.
    Fiqi: Jangan gegabah, sebaiknya kita membangun strategi dulu Stark.
Itulah Ciri-ciri Teks Drama yang sampai saat ini masih berlaku. Demikianlah postingan saya dalam sebuah dunia maya.

Ciri-ciri drama adalah seperti yang berikut:


Mesti ada konfliks
Mesti ada aksi
Harus dilakonkan
Tempoh masa kurang daripada 3 jam
Tiada ulangan dalam satu masa

Jenis-jenis drama pula adalah seperti yang berikut:

Tragedi
Komedi
Tragi-Komedi
Opera
Pantonim
Bangsawan

Tragedi

Mengandungi cerita tentang kemalangan dan kesedihan.

Komedi

Mengutarakan kisah hidup sehari-hari dengan pelbagai peristiwa lucu yang boleh menyebabkan penonton ketawa.

Tragi-Komedi

Mengandungi unsur-unsur kesedihan dan unsur-unsur lucu.

Opera

Mengemukakan cerita yang digabungkan dengan muzik.

Pantomim

Lakonan dipersembahkan melalui gerak badan dan memek muka yang berlebihan untuk menyatakan aksi dan perasaan watak.

Bangsawan

Para pelakon membentuk dan mengubah sendiri dialog-dialog yang ingin disampaikan.

Drama-drama yang akan dipelajari oleh para pelajar Tingkatan 4 ialah:

Serunai Malam
Titik-titik Perjuangan
Seri Nara 
  ====================================================== 

 Judul Drama terkenal di dunia dan di indonesia : "Kaki Palsu"


Ws rendra.jpg
W.S Rendra
Kaki Palsu adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan Orang-orang di Tikungan Jalan adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya, Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan '60-an, atau Angkatan '70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.
Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang, dan India.

Bengkel Teater dan Bengkel Teater Rendra

Pada tahun 1967, sepulang dari Amerika Serikat, ia mendirikan Bengkel Teater yang sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air. Namun sejak 1977 ia mendapat kesulitan untuk tampil di muka publik baik untuk mempertunjukkan karya dramanya maupun membacakan puisinya. Kelompok teaternya pun tak pelak sukar bertahan. Untuk menanggulangi ekonominya Rendra hijrah ke Jakarta, lalu pindah ke Depok. Pada 1985, Rendra mendirikan Bengkel Teater Rendra yang masih berdiri sampai sekarang dan menjadi basis bagi kegiatan keseniannya.
Bengkel teater ini berdiri di atas lahan sekitar 3 hektare yang terdiri dari bangunan tempat tinggal Rendra dan keluarga, serta bangunan sanggar untuk latihan drama dan tari.
Rendra di Halam Bengkel Teater.JPG
Di lahan tersebut tumbuh berbagai jenis tanaman yang dirawat secara asri, sebagian besar berupa tanaman keras dan pohon buah yang sudah ada sejak lahan tersebut dibeli, juga ditanami baru oleh Rendra sendiri serta pemberian teman-temannya. Puluhan jenis pohon antara lain, jati, mahoni, ebony, bambu, turi, mangga, rambutan, jengkol, tanjung, singkong, dan lain-lain.

Penelitian tentang karya Rendra

Profesor Harry Aveling, seorang pakar sastra dari Australia yang besar perhatiannya terhadap kesusastraan Indonesia, telah membicarakan dan menerjemahkan beberapa bagian puisi Rendra dalam tulisannya yang berjudul “A Thematic History of Indonesian Poetry: 1920 to 1974”. Karya Rendra juga dibicarakan oleh seorang pakar sastra dari Jerman bernama Profesor Rainer Carle dalam bentuk disertasi yang berjudul Rendras Gedichtsammlungen (1957—1972): Ein Beitrag Zur Kenntnis der Zeitgenossichen Indonesischen Literatur. Verlag von Dietrich Reimer in Berlin: Hamburg 1977.

Penghargaan

  • Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta (1954)
  • Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
  • Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
  • Hadiah Akademi Jakarta (1975)
  • Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)
  • Penghargaan Adam Malik (1989)
  • The S.E.A. Write Award (1996)
  • Penghargaan Achmad Bakri (2006).
  ====================================================== 

Sekian Postingan Mengenai Pengertian Drama, Unsur-unsur Drama, Ciri-ciri Drama, dan Judul drama yang terkenal didalam dan diluar negeri semoga bermanfaat.

You Might Also Like

2 komentar

Mari beri kritik dan saran untuk kemajuan bersama